Helloww
Sobat Blogger!! Jumpa Kembali-Kembali Jumpa bersama kita anak-anak Prodis One
yang keren dan gokil pastinya. Kali ini kita ingin berbagi informasi tentang
"Pengaruh Revolusi-Revolusi Besar Dunia Terhadap Kemerdekaan
Indonesia" yapss tanpa memperpanjang basa-basi lagi langsung saja kita
masuk kepembahasan yuk cekidoottt.
1. Pengaruh
Revolusi Prancis terhadap Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia
Revolusi
Prancis yang mempunyai semboyan liberte, egalite, dan fraternite telah
mendorong berkembangnya liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme. Semboyan
egalite adalah semboyan cita-cita kebebasan dan kemerdekaan, yang pada waktu
itu menjadi dasar perjuangan kaum Borjuis dan warga kota, para pengusaha, dan
pedagang.
Mereka
memiliki jiwa bebas sehingga melahirkan paham liberalisme. Egalite juga menjadi
ciri kehidupan masyarakat kota dan para pengusaha. Egalite telah mendorong
berkembangnya nilai-nilai demokrasi. Sementara itu, semboyan fraternite telah
memupuk rasa persaudaraan dan rasa persatuan di antarawarga negara sehingga
menimbulkan nasionalisme.
Liberalisme,
demokrasi, dan nasionalisme ternyata telah berkembang cepat di Prancis dan di
negara-negara Eropa yang lain. Bahkan, paham-paham tersebut pada akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20 memasuki kawasan lain, terutama negara-negara yang
berada di bawah dominasi kekuasaan bangsa lain.
Liberalisme,
demokrasi, dan nasionalisme telah mendorong lahirnya pergerakan yang bertujuan
untuk menentang imperialisme dan kolonialisme di negara-negara di Amerika
Latin, Asia, dan Afrika, misalnya sebagai berikut.
a.
Perjuangan rakyat Amerika Latin untuk menentang penjajahan Spanyol dan Portugis
(1807–1828).
b.
Di kawasan Eropa telah mendorong munculnya gerakan untuk membentuk negara
kesatuan, seperti di Jerman di bawah pimpinan Otto van Bismark, dan Italia di
bawah pimpinan Perdana Menteri Cavour.
c.
Perjuangan rakyat Yunani untuk bebas dari kekuasan Turki Usmani (1821–1829).
d.
Munculnya Gerakan Turki Muda di Turki pada akhir abad ke-19.
e.
Lahirnya organisasi pergerakan nasional Asia, seperti di Turki (Gerakan Turki
Muda), di Filipina (lahirnya La Liga Filipina, Katipunan, dan sebagainya), di
India (munculnya All Indian National Congres), sedangkan di Indonesia munculnya
kebangkitan nasional yang dipelopori oleh Budi Utomo yang kemudian disusul
organisasi pergerakan yang lain, seperti Sarekat Islam, Indische Partij, dan
sebagainya.
2. Pengaruh
Revolusi Amerika terhadap Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia
Revolusi
Amerika yang berhasil menyatakan Declaration of Independence pada tahun 1776
telah melahirkan negara Amerika Serikat lepas dari negara induk Inggris.
Declaration of Independence yang menyuarakan adanya hak-hak asasi manusia
seperti hak hidup, hak kebebasan, dan hak untuk memiliki sesuatu telah menggema
di Benua Amerika dan menyebar luas ke kawasan lain di negara-negara di Asia dan
Afrika. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang progresif. Amerika
merupakan contoh pertama sebuah negara koloni yang berjuang untuk kemerdekaan
dan mewujudkan suatu pemerintahan yang demokratis.
Dengan
demikian Revolusi Amerika telah mendorong munculnya gerakan untuk menentang
penjajahan asing di Indonesia. Gerakan yang semula bersifat kedaerahan,
kemudian berkembang menjadi gerakan nasional. Gerakan nasional di Indonesia
bertujuan untuk memperoleh kemerdekaan dan membentuk pemerintahan yang
demokratis.
3. Pengaruh
Revolusi Rusia terhadap Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia
Revolusi
Rusia telah berhasil menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah
secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai bidang
akibat kediktatoran Tsar Nicholas II, akhirnya berhasil menghimpun kekuatan dan
menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah berhasil
menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham
komunis akhirnya berhasil merubah haluan negara tersebut ke arah negara
komunis.
Seperti
revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa dampak baik bagi Rusia
sendiri maupun bagi negara-negara di kawasan di dunia termasuk Indonesia.
Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia
tampak jelas dengan berkembangan paham Marxis yang kemudian melahirkan Partai
Komunis Indonesia.
Benih-benih
Marxisme dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M.
Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang,
Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma
berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV).
Sneevliet kemudian melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam
tubuh Sarekat Islam dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai
anggota Sarekat Islam, dan sebaliknya anggota-anggota Sarekat
Islam menjadi anggota ISDV.
Dengan
cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di
kalangan Sarekat Islam, lebih-lebih setelah berhasil mempengaruhi beberapa
pemimpin Sarekat Islam, seperti Semaun dan Darsono.
Akibatnya, Sarekat Islam Cabang Semarang yang sudah berada
dibawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxismenya sehingga menyebabkan
perpecahan dalam tubuh Sarekat Islam. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi
Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai
Komunis Indonesia.
Dengan
demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh
terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi
Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi
pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi
Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham
komunis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar