Media Setengah Dewa
Oleh : Muhammad
Alfarizi
Perkembangan
teknologi disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
berkembangnya pengguna alat elektronik dan media sosial dari tahun ke tahun.
Perkembangan teknologi ini memberikan kemudahan tersendiri bagi masyarakat
Indonesia untuk mendapatkan hiburan, edukasi, hingga informasi yang dibutuhkan
oleh mereka. Dengan media sebuah internet dan sebuah gadget, dunia serasa dalam
genggaman.
Masuknya
media sosial semakin mendukung hidupnya demokrasi dan kebebasan berpendapat di
Indonesia. Dengan media sosial kita bisa bebas berpendapat ataupun memberi
opini tentang sesuatu yang sedang terjadi di tengah – tengah masyarakat
Indonesia maupun di manca negara. Namun, jika kebebasan berpendapat diberikan
secara mutlak dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk
menyebarkan berita hoax atau provokasi melalui media sosial.
Seperti
yang terjadi baru – baru ini di rana media sosial Indonesia. Beberapa waktu
lalu, pihak kepolisisan berhasil membongkar sindikat Saracen yang diduga menyebarkan
berita bohong yang mengandung unsur SARA di media sosial. Kelompok saracen ini
adalah orang – orang yang menyebarkan ujaran kebencian dan isu hoax di media
sosial sesuai pesanan. Tak peduli
pihak mana yang akan diserang, selama mendapat bayaran, mereka bersedia membuat
dan menyebarkan ujaran kebencian dan hoax baik melalui media sosial maupun
situs yang tampak seperti situs berita asli.
Pada praktiknya, para anggota dan pengurus grup Saracen ini
membuat meme, kalimat, hingga narasi yang akan dipublikasikan di grup dengan
menggunakan akun media sosial palsu. Usai menyebar hasutan ataupun informasi
hoax, akun akan langsung ditutup guna menghilangkan jejak. Namun, karena
banyaknya pengguna internet yang membaca, kalimat atau meme yang diunggah sudah
menyebar ke mana-mana.
Sementara itu, seperti disampaikan Tempo.co, Rabu, Kelompok
Saracen ini menggunakan lebih dari 2000 akun media untuk menyebarkan konten
kebencian. Tak hanya itu, Saracen rupanya memiliki media online sebagai sumber
pemasukan mereka.
Adapun soal order menyebarkan kebencian, mereka tutup mata,
siapa pun yang datang akan dilayani.
Media Setengah Dewa
Pada masa
teknologi yang sudah berkembang pesat seperti saat ini internet dan media
sosial seakan menjadi bagian dari suatu kehidupan. Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di
Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya
menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Ini menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia menyambut baik perkembangan teknologi tersebut.
Semakin berkembangnya pengguna internet dan
media sosial saat ini, membuat para penulis lebih bersemangat untuk menulis di
media sosial untuk berbagi informasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya situs
– situs seperti Blogspot dan Wordpress yang dibuat oleh pihak perseorangan
maupun badan usaha sekalipun. Banyak informasi yang mereka sampaikan, mulai
dari informasi tentang kehidupan sosial hingga berbagi tips untuk kehidupan
pribadi.
Banyaknya
penulis – penulis di media sosial sekarang ini menunjukkan bahwa kebebasan
berpendapat sudah diterapkan dengan baik di Indonesia. Namun, pada
perkembangannya saat ini media sosial seakan menjelma menjadi dewa. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia dewa berarti roh yg dianggap atau
dipercayai sebagai manusia halus yang berkuasa atas alam dan manusia. Media
sosial telah menguasai alam pikiran manusia, apapun yang telah disampaikan
melalui media sosial secara tidak langsung akan mempengaruhi pemikiran
seseorang atau mengubah pandangan seseorang tentang sesuatu. Tidak hanya itu,
dengan kekuatannya dalam mempengaruhi pembaca, media sosial bahkan dapat
memberikan sugesti kepada pembaca untuk melakukan sesuatu entah itu akan
berakibat baik atau tidak kepada kehidupan.
Menyaring Informasi di Era Digital
Kemudahan untuk mengakses informasi memang sangat
menguntungkan bagi masyarakat pada saat ini. Masyarakat dengan mudah dapat
memperolah informasi dari gadget mereka hanya dengan modal internet. Informasi
yang tersebar di media sosial ditulis oleh orang – orang yang berniat berbagi
kepada sesama. Informasi yang disebarkan melalui media sosial biasanya bersifat
edukatif, informatif, bahkan tak jarang pula bersifat provokatif jika dikaji
lebih mendalam. Informasi yang provokatif ini dapat memicu perpecahan antar
masyarakat di Indonesia.
Mendekati pesta demokrasi akbar yang akan dilaksanakan 2
tahun mendatang yaitu tahun 2019 pasti
akan banyak beredar informasi tentang orang – orang yang ingin mencalonkan diri
sebagai presiden, wakil presiden, maupun anggota legislatif. Media sosial
dimanfaatkan sebagai media untuk mengkampanyekan suatu kelompok ataupun
perseorangan yang akan maju pada pemilihan presiden atau pemilihan legislatif
2019 mendatang. Selain itu, dengan keadaan seperti ini juga tak jarang akan
dimanfaatkan oleh oknum – oknum tertentu untuk menyebarkan kebencian terhadap
suatu kelompok didasarkan persaingan yang akan dihadapi 2 tahun mendatang.
Oleh karena itu, untuk menghindarkan perpecahan karena
informasi yang provokatif dari oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab,
pengguna media sosial hendaknya dapat menyaring informasi secara cermat dan
profesional. Setelah membaca informasi tentang sesuatu dari satu situs di
internet hendaknya membandingkan dulu informasi tersebut dengan informasi yang
sama yang dimuat di situs yang berbeda. Terkadang informasi yang disampaikan di
sebuah situs itu memiliki kesamaan tetapi berbeda sudut pandang, oleh karena
itu setelah membaca informasi dari internet hendaknya mencari tahu kebenarannya
terlebih dahulu baru mempercayai informasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar