Kamis, 16 November 2017

Media Setengah Dewa

Media Setengah Dewa
Oleh : Muhammad Alfarizi
Perkembangan teknologi disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya pengguna alat elektronik dan media sosial dari tahun ke tahun. Perkembangan teknologi ini memberikan kemudahan tersendiri bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan hiburan, edukasi, hingga informasi yang dibutuhkan oleh mereka. Dengan media sebuah internet dan sebuah gadget, dunia serasa dalam genggaman.

Masuknya media sosial semakin mendukung hidupnya demokrasi dan kebebasan berpendapat di Indonesia. Dengan media sosial kita bisa bebas berpendapat ataupun memberi opini tentang sesuatu yang sedang terjadi di tengah – tengah masyarakat Indonesia maupun di manca negara. Namun, jika kebebasan berpendapat diberikan secara mutlak dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk menyebarkan berita hoax atau provokasi melalui media sosial.
Seperti yang terjadi baru – baru ini di rana media sosial Indonesia. Beberapa waktu lalu, pihak kepolisisan berhasil membongkar sindikat Saracen yang diduga menyebarkan berita bohong yang mengandung unsur SARA di media sosial. Kelompok saracen ini adalah orang – orang yang menyebarkan ujaran kebencian dan isu hoax di media sosial sesuai pesanan. Tak peduli pihak mana yang akan diserang, selama mendapat bayaran, mereka bersedia membuat dan menyebarkan ujaran kebencian dan hoax baik melalui media sosial maupun situs yang tampak seperti situs berita asli.
Pada praktiknya, para anggota dan pengurus grup Saracen ini membuat meme, kalimat, hingga narasi yang akan dipublikasikan di grup dengan menggunakan akun media sosial palsu. Usai menyebar hasutan ataupun informasi hoax, akun akan langsung ditutup guna menghilangkan jejak. Namun, karena banyaknya pengguna internet yang membaca, kalimat atau meme yang diunggah sudah menyebar ke mana-mana.
Sementara itu, seperti disampaikan Tempo.co, Rabu, Kelompok Saracen ini menggunakan lebih dari 2000 akun media untuk menyebarkan konten kebencian. Tak hanya itu, Saracen rupanya memiliki media online sebagai sumber pemasukan mereka.
Adapun soal order menyebarkan kebencian, mereka tutup mata, siapa pun yang datang akan dilayani.
Media Setengah Dewa
Pada masa teknologi yang sudah berkembang pesat seperti saat ini internet dan media sosial seakan menjadi bagian dari suatu kehidupan. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menyambut baik perkembangan teknologi tersebut.
Semakin berkembangnya pengguna internet dan media sosial saat ini, membuat para penulis lebih bersemangat untuk menulis di media sosial untuk berbagi informasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya situs – situs seperti Blogspot dan Wordpress yang dibuat oleh pihak perseorangan maupun badan usaha sekalipun. Banyak informasi yang mereka sampaikan, mulai dari informasi tentang kehidupan sosial hingga berbagi tips untuk kehidupan pribadi.
Banyaknya penulis – penulis di media sosial sekarang ini menunjukkan bahwa kebebasan berpendapat sudah diterapkan dengan baik di Indonesia. Namun, pada perkembangannya saat ini media sosial seakan menjelma menjadi dewa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dewa berarti roh yg dianggap atau dipercayai sebagai manusia halus yang berkuasa atas alam dan manusia. Media sosial telah menguasai alam pikiran manusia, apapun yang telah disampaikan melalui media sosial secara tidak langsung akan mempengaruhi pemikiran seseorang atau mengubah pandangan seseorang tentang sesuatu. Tidak hanya itu, dengan kekuatannya dalam mempengaruhi pembaca, media sosial bahkan dapat memberikan sugesti kepada pembaca untuk melakukan sesuatu entah itu akan berakibat baik atau tidak kepada kehidupan.
Menyaring Informasi di Era Digital
Kemudahan untuk mengakses informasi memang sangat menguntungkan bagi masyarakat pada saat ini. Masyarakat dengan mudah dapat memperolah informasi dari gadget mereka hanya dengan modal internet. Informasi yang tersebar di media sosial ditulis oleh orang – orang yang berniat berbagi kepada sesama. Informasi yang disebarkan melalui media sosial biasanya bersifat edukatif, informatif, bahkan tak jarang pula bersifat provokatif jika dikaji lebih mendalam. Informasi yang provokatif ini dapat memicu perpecahan antar masyarakat di Indonesia.
Mendekati pesta demokrasi akbar yang akan dilaksanakan 2 tahun  mendatang yaitu tahun 2019 pasti akan banyak beredar informasi tentang orang – orang yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden, wakil presiden, maupun anggota legislatif. Media sosial dimanfaatkan sebagai media untuk mengkampanyekan suatu kelompok ataupun perseorangan yang akan maju pada pemilihan presiden atau pemilihan legislatif 2019 mendatang. Selain itu, dengan keadaan seperti ini juga tak jarang akan dimanfaatkan oleh oknum – oknum tertentu untuk menyebarkan kebencian terhadap suatu kelompok didasarkan persaingan yang akan dihadapi 2 tahun mendatang.

Oleh karena itu, untuk menghindarkan perpecahan karena informasi yang provokatif dari oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab, pengguna media sosial hendaknya dapat menyaring informasi secara cermat dan profesional. Setelah membaca informasi tentang sesuatu dari satu situs di internet hendaknya membandingkan dulu informasi tersebut dengan informasi yang sama yang dimuat di situs yang berbeda. Terkadang informasi yang disampaikan di sebuah situs itu memiliki kesamaan tetapi berbeda sudut pandang, oleh karena itu setelah membaca informasi dari internet hendaknya mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu baru mempercayai informasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar