Senin, 14 November 2016

Mantang Sebagai Alternatif Produksi Minyak Penunjang Ketersediaan Cadangan Minyak Indonesia


NATIONAL ESSAY COMPETITION
ENVIROXILAND 2016


Mantang Sebagai Alternatif Produksi Minyak Penunjang Ketersediaan Cadangan Minyak Indonesia

Disusun Oleh:
Muhammad Alfarizi
(9990289655/Angkatan 11)


SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III
JL. K.H. SULAIMAN, KEL. KEDONDONG RAYE  TAHUN 2016






A.  Pendahuluan
Pada era globalisasi yang semakin berkembang, tidak dipungkiri bahwa budaya asing bisa dengan mudah masuk ke Indonesia. Salah satu gambaran dari adanya pengaruh era globalisasi dapat dirasakan dengan berkembangnya pola hidup yang bersifat konsumtif yang mampu beresiko mengikis norma-norma kearifan lokal di masyarakat. Untuk menghindari hal tersebut, maka norma-norma yang bersifat turun menurun dan berhubungan erat dengan masyarakat sangat perludilestarikan yaitu kearifan lokal .Menurut Putu Oka Ngakan (2007) kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat hidupnya secara arif. Jadi, di setiap tempat atau daerah kearifan lokal pasti memiliki masing-masing tingkat perbedaan. Dalam hal ini tingkat perbedaan seringkali disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengalaman sangat dibutuhkan dalam mengajarkan bagaimana tata cara penghidupan yang arif dengan lingkungan sekitar.
Saat ini Indonesia sedang berada di ambang krisis sumber daya energi minyak bumi, cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 11 tahun mendatang. Menurut Subroto, saat ini cadangan minyak bumi di Indonesia sekitar 3,7 miliar barrel. Produksi bahan bakar minyak bumi  di Indonesia ± 800.000 barrel per hari. Ketergantungan selama ini terhadap energi fosil akan menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika. Menurut statistical world review yang dirilis oleh Bristish Petrolium pada Juni 2012, bahwa cadangan minyak di dalam perut bumi pertiwi kita ini hanya tersisa sekitar 4 miliar barel pada akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak mentah dalam negeri sebesar 942 ribu barel per hari maka secara matematis minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari dua belas tahun.
Dengan demikian, tanpa adanya penemuan cadangan minyak baru, cadangan lama diperkirakan akan habis sekitar 11 tahun mendatang. Pada 1970, Indonesia menjadi negara produsen minyak bumi dengan volume produksi 1,7 juta barrel per hari. Namun, pada 2014 produksi minyak bumi hanya sekitar 700.000-800.000 barrel per hari. Oleh karena itu, diperlukan khusus untuk menemukan cadangan minyak baru untuk menunjang cadangan minyak bumi Indonesia agar tidak habis. Untuk mengatasi solusi dalam permasalahan ini penulis akan membahas tentang pemanfaatan kearifan lokal  yaitu mantang sebagai alternatif produksi minyak bumi untuk menunjang ketersediaan minyak bumi Indonesia di masa yang akan datang.

B.  Pembahasan
Untuk mengatasi krisis minyak bumi Indonesia yang diperkirakan akan habis dalam 11 tahun mendatang, diperlukan adanya penelitian khusus untuk menemukan cadangan minyak baru dari bahan-bahan yang kurang dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sama sekali. Contohnya adalah dalam perkebunan karet, kebanyakan yang dimanfaatkan dalam perkebunan karet adalah getahnya sebagai bahan mentah untuk membuat karet, ban dan sebagainya. Sama halnya seperti di Banyuasin, Sumatera Selatan. Sebagian besar masyarakat Banyuasin berprofesi sebagai petani karet, karena banyaknya lahan-lahan perkebunan karet di Banyuasin. Oleh karena itu, kegiatan bertani karet menjadi salah satu kearifan lokal di Banyuasin yang disebut dengan “Mantang”. “Mantang” adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Banyuasin yang berprofesi sebagai petani karet, yaitu menyadap getah karet dari pohonnya.
Kearifan lokal dalam hal ini dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi krisis sumber daya energi minyak bumi  yang dialami oleh Indonesia. Menurut Rahyono (2009) kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Melalui pengalaman itulah maka akan diperoleh pengetahuan yang luas tentang perkebunan karet dan kegunaannya dalam berbagai aspek, mulai dari pohon, getah, hingga bijinya. Belum lama ini, telah ditemukan penemuan baru yaitu pemanfaatan biji karet sebagai bahan dasar untuk membuat biokerosin. Biokerosin adalah minyak tanah yang bersumber dari bahan - bahan hayati yang sifatnya terbarukan (Ramadhas et al, 2005).
Saat diuji coba,hasil pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk memasak air sampai mendidih menggunakan 20% biokerosin dalam minyak bumi sebagai bahan bakar kompor rumah tangga adalah 3 menit untuk 100 ml air dimana campuran minyak yang terpakai adalah 2 ml. Jika digunakan untuk memasak 1 liter air, maka dibutuhkan waktu selama 30 menit dan minyak yang terpakai kira-kira 200 ml. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk memasak 100 ml air menggunakan minyak tanah adalah 4 menit dimana minyak yang terpakai adalah 2,5 ml. Jika digunakan untuk memasak 1 liter air, maka dibuthkan waktu selama 40 menit dan minyak yang terpakai kira-kira 250 ml. Dengan demikian, penggunaan campuran biokerosin karet dalam minyak bumi dapat menghemat pemakaian dan waktu pemasakan.
Minyak bumi yang semakin krisis ini akan terbantu dari solusi yang telah diajukan karena dari solusi ini membuat masyarakat Indonesia terbantu untuk mendapatkan minyak bumi secara alternatif. Tidak hanya itu saja Indonesia memiliki kekayaan alam sehingga dapat dimanfaatkan yang sangat baik dengan tidak terbuang percuma manfaat yang dimiliki, serta kelangkaan minyak yang akibat dari penurunan produksi minyak dalam negeri dan peningkatan konsumsi yang sangat signifikan di Indonesia sangat bisa untuk diatasi, jika solusi ini dilakukan secara baik dan tepat.

C.  Penutup
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah jumlah minyak bumi yang terbatas sementara konsumsi terus meningkat menyebabkan Indonesia mengalami krisis minyak bumi. Tidak adanya tindakan serius dari pemerintah akan membuat krisis minyak bumi ini semakin parah bahkan bisa menyebabkan Indonesia kehabisan minyak bumi. Pemerintah sangat sulit untuk menyelesaikan krisis ini maka perlunya bantuan dari masyarkat dengan mengunakan alternatif lain sebelum minyak bumi Indonesia benar-benar habis.
Alternatif yang dimaksud adalah kearifan lokal bukan hanya sebagai ciri khas suatu daerah, namun dapat juga dimanfaatkan untuk menunjang ketersediaan cadangan energi di dunia khususnya di Indonesia. Untuk itu marilah kita menjaga eksistensi kearifan lokal daerah kita, karena dengan menjaga kearifan lokal bukan hanya budaya yang terjaga, tetapi juga dapat menambah cadangan energi di Indonesia untuk masa mendatang.

Daftar Pustaka

Francis Wahono. 2005. Pangan Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati. Penerbit Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas. Yogyakarta Gunggung Seno Aji. 2003.
Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Siahaan Sarma Dkk. 2009. POTENSI PEMANFAATAN BIJI KARET (Hevea Brasiliansis Muell.Arg) SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF BIOKEROSIN. Bogor.
Andi M. Akhmar dan Syarifuddin, 2007. Mengungkap Kearifan Lingkungan Sulawesi Selatan. PPLH Regional Sulawesi, Maluku dan Papua. Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI dan Masagena Press. Makasar.
Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya Dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra

Ramadhas, A. S., Mulareedharan, C., Jayaraj, S. 2005. “Performance and emission evaluation of e diesel engine fueled with methyls esters of rubber seed oil”. Renewable Energy. 30. 1789 – 1800.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar