NATIONAL ESSAY
COMPETITION
ENVIROXILAND
2016
Mantang Sebagai
Alternatif Produksi Minyak Penunjang Ketersediaan Cadangan Minyak Indonesia
Disusun Oleh:
Muhammad
Alfarizi
(9990289655/Angkatan
11)
SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III
JL. K.H. SULAIMAN, KEL. KEDONDONG RAYE TAHUN 2016
A. Pendahuluan
Pada era globalisasi yang semakin berkembang, tidak dipungkiri
bahwa budaya asing bisa dengan mudah masuk ke Indonesia. Salah satu gambaran
dari adanya pengaruh era globalisasi dapat dirasakan dengan berkembangnya pola
hidup yang bersifat konsumtif yang mampu beresiko mengikis norma-norma kearifan
lokal di masyarakat. Untuk menghindari hal tersebut, maka norma-norma yang bersifat
turun menurun dan berhubungan erat dengan masyarakat sangat perludilestarikan yaitu kearifan
lokal .Menurut
Putu Oka Ngakan (2007) kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup
masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat hidupnya secara
arif. Jadi, di setiap tempat atau daerah kearifan lokal pasti memiliki
masing-masing tingkat perbedaan. Dalam hal ini tingkat perbedaan seringkali disebabkan
oleh tantangan alam dan kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
pengalaman sangat dibutuhkan dalam mengajarkan bagaimana tata cara penghidupan
yang arif dengan lingkungan sekitar.
Saat ini Indonesia sedang berada di ambang krisis
sumber daya energi minyak bumi, cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan
akan habis dalam kurun waktu 11 tahun mendatang. Menurut Subroto, saat ini cadangan minyak bumi di Indonesia
sekitar 3,7 miliar barrel. Produksi bahan bakar minyak bumi di Indonesia ± 800.000 barrel per hari. Ketergantungan selama ini
terhadap energi fosil akan menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika.
Menurut statistical world review yang dirilis oleh Bristish Petrolium pada Juni
2012, bahwa cadangan minyak di dalam perut bumi pertiwi kita ini hanya tersisa
sekitar 4 miliar barel pada akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak
mentah dalam negeri sebesar 942 ribu barel per hari maka secara matematis
minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari dua belas tahun.
Dengan demikian, tanpa adanya
penemuan cadangan minyak baru, cadangan lama diperkirakan akan habis sekitar 11
tahun mendatang. Pada 1970, Indonesia menjadi negara produsen minyak bumi dengan
volume produksi 1,7 juta barrel per hari. Namun, pada 2014 produksi minyak bumi
hanya sekitar 700.000-800.000 barrel per hari. Oleh karena itu, diperlukan khusus
untuk menemukan cadangan minyak baru untuk menunjang cadangan minyak bumi Indonesia
agar tidak habis. Untuk mengatasi solusi dalam permasalahan ini penulis akan
membahas tentang pemanfaatan kearifan lokal
yaitu mantang sebagai alternatif produksi minyak bumi untuk menunjang
ketersediaan minyak bumi Indonesia di masa yang akan datang.
B. Pembahasan
Untuk mengatasi krisis minyak bumi Indonesia
yang diperkirakan akan habis dalam 11 tahun mendatang, diperlukan adanya
penelitian khusus untuk menemukan cadangan minyak baru dari bahan-bahan yang
kurang dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sama sekali. Contohnya adalah dalam
perkebunan karet, kebanyakan yang dimanfaatkan dalam perkebunan karet adalah
getahnya sebagai bahan mentah untuk membuat karet, ban dan sebagainya. Sama
halnya seperti di Banyuasin, Sumatera Selatan. Sebagian besar masyarakat
Banyuasin berprofesi sebagai petani karet, karena banyaknya lahan-lahan
perkebunan karet di Banyuasin. Oleh karena itu, kegiatan bertani karet menjadi salah
satu kearifan lokal di Banyuasin yang disebut dengan “Mantang”. “Mantang” adalah kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat Banyuasin yang berprofesi sebagai petani karet, yaitu menyadap getah
karet dari pohonnya.
Kearifan lokal dalam hal ini dapat digunakan
sebagai solusi untuk mengatasi krisis sumber daya energi minyak bumi yang dialami oleh Indonesia. Menurut Rahyono (2009) kearifan lokal merupakan
kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh
melalui pengalaman masyarakat. Melalui pengalaman itulah maka akan diperoleh
pengetahuan yang luas tentang perkebunan karet dan kegunaannya dalam berbagai
aspek, mulai dari pohon, getah, hingga bijinya. Belum lama ini, telah ditemukan
penemuan baru yaitu pemanfaatan biji karet sebagai bahan dasar untuk membuat
biokerosin. Biokerosin adalah
minyak tanah yang bersumber dari bahan - bahan hayati yang sifatnya terbarukan
(Ramadhas et al, 2005).
Saat diuji coba,hasil pengukuran waktu
yang dibutuhkan untuk memasak air sampai mendidih menggunakan 20% biokerosin
dalam minyak bumi sebagai bahan bakar kompor rumah tangga adalah 3 menit untuk
100 ml air dimana campuran minyak yang terpakai adalah 2 ml. Jika digunakan
untuk memasak 1 liter air, maka dibutuhkan waktu selama 30 menit dan minyak
yang terpakai kira-kira 200 ml. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk memasak
100 ml air menggunakan minyak tanah adalah 4 menit dimana minyak yang terpakai
adalah 2,5 ml. Jika digunakan untuk memasak 1 liter air, maka dibuthkan waktu
selama 40 menit dan minyak yang terpakai kira-kira 250 ml. Dengan demikian,
penggunaan campuran biokerosin karet dalam minyak bumi dapat menghemat
pemakaian dan waktu pemasakan.
Minyak
bumi yang semakin krisis ini akan terbantu dari solusi yang telah diajukan
karena dari solusi ini membuat masyarakat Indonesia terbantu untuk mendapatkan
minyak bumi secara alternatif. Tidak hanya itu saja Indonesia memiliki kekayaan
alam sehingga dapat dimanfaatkan yang sangat baik dengan tidak terbuang percuma
manfaat yang dimiliki, serta kelangkaan minyak yang akibat dari penurunan
produksi minyak dalam negeri dan peningkatan konsumsi yang sangat signifikan di
Indonesia sangat bisa untuk diatasi, jika solusi ini dilakukan secara baik dan
tepat.
C. Penutup
Kesimpulan
dari pembahasan di atas adalah jumlah minyak bumi yang terbatas sementara konsumsi terus
meningkat menyebabkan Indonesia mengalami krisis minyak bumi. Tidak adanya
tindakan serius dari pemerintah akan membuat krisis minyak bumi ini semakin
parah bahkan bisa menyebabkan Indonesia kehabisan minyak bumi. Pemerintah
sangat sulit untuk menyelesaikan krisis ini maka perlunya bantuan dari
masyarkat dengan mengunakan alternatif lain sebelum minyak bumi Indonesia
benar-benar habis.
Alternatif
yang dimaksud adalah kearifan lokal bukan hanya sebagai ciri khas suatu daerah,
namun dapat juga dimanfaatkan untuk menunjang ketersediaan cadangan energi di
dunia khususnya di Indonesia. Untuk itu marilah kita menjaga eksistensi
kearifan lokal daerah kita, karena dengan menjaga kearifan lokal bukan hanya
budaya yang terjaga, tetapi juga dapat menambah cadangan energi di Indonesia
untuk masa mendatang.
Daftar Pustaka
Francis Wahono.
2005. Pangan Kearifan Lokal dan
Keanekaragaman Hayati. Penerbit Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas. Yogyakarta
Gunggung Seno Aji. 2003.
Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan
Siahaan Sarma Dkk. 2009. POTENSI PEMANFAATAN BIJI KARET (Hevea Brasiliansis Muell.Arg) SEBAGAI
SUMBER ENERGI ALTERNATIF BIOKEROSIN. Bogor.
Andi M. Akhmar dan Syarifuddin, 2007. Mengungkap
Kearifan Lingkungan Sulawesi Selatan. PPLH Regional Sulawesi, Maluku dan
Papua. Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI dan Masagena Press. Makasar.
Rahyono, F.X.
2009. Kearifan Budaya Dalam Kata. Jakarta:
Wedatama Widya Sastra
Ramadhas, A. S.,
Mulareedharan, C., Jayaraj, S. 2005. “Performance
and emission evaluation of e diesel engine fueled with methyls esters of rubber
seed oil”. Renewable Energy. 30. 1789 – 1800.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar