Hai, hai, hai sobat blog!!! Pada kali ini kami akan melanjutkan cepen hasil karya kelas kami…. Cepen yang satu ini berjudul “Aku Ingin Menjadi seperti Ayah” karya Adinda Sabella… wiiihh dari judulnya aja udah bikin pengen baca nih, baiklah selamat membaca…
Aku Ingin Menjadi
Seperti Ayah
Karya : Adinda Sabella
Hari demi hari ku lewati, detik jam
pun tak terasa, tanpa kusangka sangat cepat sekali ayah meninggalkan kami. Meninggalkan
kami dengan penuh kenangan. Ingin sekali rasanya kenangan bersama ayah terulang
kembali. Biasanya sehabis pulang kerja ayah selalu mencium kepalaku dan adikku,
kemudian selalu membelikan kami es krim. Dan sekarang itu hanya bisa menjadi kenangan
yang sangat aku rindu kan.
Ku ingat lagi hari dimana ayahku mengalami
kecelakaan pada saat menjalankan tugasnya memadamkan kobaran api besar yang memakan
habis pabrik minyak. Besar sekali pengorbanan ayahku untuk membantu orang yang
terjebak di dalam kobaran api yang besar, sehingga ayahku kehilangan nyawanya. Itu
mungkin sudah menjadi takdir ayah dan keluarga kami. Sekarang kami harus menerima
keadaan ini dengan ikhlas.
Aku duduk termenung di halaman rumah memikirkan
hal tersebut, hingga air mataku hampir menetes. Tiba-tiba aku terkejut ketika adikku
datang menghampiri ku.
“kak, kakak sedang apa disini, kelihatannya kakak sedang memikirkan
sesuatu” Tanya adikku.
“tidal ada kok, kakak tidal memikirkan apapun ,kakak hanya sedang
memandangi langit” jawabku.
“indah sekali ya kak langit itu, apakah surga seindah itu kak?”
Tanya adikku lagi.
“memang langit itu indah dik, bahkan surge lebih indah dari langit
itu, itu semua nikmat dari tuhan” balasku.
“menurut kakak, apa yang sedang dilakukan ayah di sana ya kak?”
Adikku terus bertanya .
“pastinya ayah sedang bahagia dik disana”. Jawabku.
“ohh.. Jadi enak dong kak di surgaitu? “ Tanya adikku.
“iya dong pastinya, jika kamu ingin kesurga , kamu harus rajin
beribadah dan selalu berbuat kebaikan” jawabku.
“oke baiklah kak, kak aku pergi ke kamar dulu yah” balas adikku.
“iya dik” jawab ku kembali.
Kemudian adikku pergi menuju kamarnya. Sedih sekali rasanya melihat
adikku yang masih kecil sudah ditinggalkan ayah. Terlintas di pikiran ku tentang
pengorbanan ayahku kembali. Dari pengorbanan ayah ku itu aku termotivasi untuk melanjutkan
perjalanan ayah.
Sebentar lagi aku menghadapi Ujian
Nasional ,kemudian jika aku sudah menyelesaikan Ujian Nasional aku akan pergi tes
untuk menjadi pemadam kebakaran.
Pukul menunjukan
13.00 WIB, perutku sudah mulai bernyanyi karena lapar, aku pergi masuk kedalam rumah dan menujuke
dapur, dari luar sudah tercium bau masakan ibuku yang sangat lezat, yang
mengundangku untuk kedapur.
Aku pun makan
siang bersama ibu dan adikku. Di saat itu aku membicarakan tentang keinginanku untuk
menjadi pemadam kebakaran.
“bu boleh kah jika aku ingin menerus kan pekerjaan ayah?” Tanya ku.
“boleh saja nak, tetapi mengapa kamu tidak ingin kuliah dulu?” Ibuku balik bertanya.
“aku tidak perlu kuliah bu, keinginan ini sangat ingin ku gapai”
jawab ku.
Aku tahu apa
yang sedang ibuku pikirkan, ibu pastinya khawatir kepadaku, khawatir ibu ku akan
kehilangan aku juga.
“ kalau itu memang kemauan kamu, ibu pasti akan mendukungmu nak, tapi ingatlah pesan ibumu berhati-hatilah saat kamu sedangbekerja”
ucap ibuku.
“oke baiklah bu, terima kasih atas izinnya” jawabku.
Setelah aku berbicara
tentang hal itu aku melanjutkan makan siang ku. Setelah makan siang aku harus belajar,
karena sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Nasional. Aku tidak mengikuti bimbingan
belajar seperti teman-temanku yang lain, karena aku tahu keadaan keluargaku ,jika
aku ikut bimbingan belajar pastinya ibuku akan susah payah mencari uang untukku.
Aku yakin tanpa bimbingan belajar aku pun bisa lulus Ujian Nasional, aku bisa melakukannya
dengan belajar yang giat dan selalu rajin berdoa kepada Tuhan YME.
Satu minggu kemudian,
saatnya aku menghadapi Ujian Nasional, sebelum memulainya aku selalu mengawali dengan
berdoa kepada Tuhan. Dan aku mengisi jawaban dengan sangat berhati-hati. Hari demi
hari pun ku lewati, Ujian Nasional pun telah selesai. Setelah Ujian Nasional selesai,
aku melatih mental dan fisikku setiap hari untuk mendapatkan hasil yang baik.
Aku sangat bersyukur
sudah di berikan Tuhan tubuh yang bagus, aku dikenal baik oleh teman-temanku,
menurut mereka aku ini orangnya rajin, baik, pintar dan sholeh. Aku tidak berpikiran
seperti itu, menurut ku aku hanyalah orang yang biasa, memang sih setiap penerimaan
hasil laporan siswa, aku selalu mendapatkan nilai terbaik. Hal itu tidak membuat ku
untuk menjadi sombong.
Aku terus mencari
info tentang tes penerimaan anggota pemadam kebakaran, dan persyaratan yang
harus dilengkapi. Aku pun mendapatkan info tentang tes penerimaan anggota baru pemadam
kebakaran dari teman ayah ku. Adapun persyaratannya harus banyak mengetahui tentang
cara penyelamtan, dan jenis-jenis cara memadamkan api. Selain itu mental dan fisik
pun harus seimbang.
Hari tes penerimaan
anggota baru pun tiba. Tahap per tahap pun aku lewati, tahap pertama yaitu tes tertulis
tentang pemadam kebakaran, aku pun bisa menjawab semua pertanyaan tersebut. Tahap
kedua yaitu tes pada fisik seperti lari, dan lain sebagainya, aku juga bisa melewati
tes tahap itu. Dan tahapan tes yang lain. Setelah tes selesai aku pun pulang ke rumah.
Sesampai di
rumah ibuku menungguku di depan pintu, aku pun bersalaman, ternyata ibuku sudah
menyiapkan makanan kesukaanku yaitu sup ayam, karena ibuku tahu pasti aku lelah
sehabis tes tersebut.
Hasil tes tersebut
akan diumumkan tiga hari setelah tes selesai. Di setiap sholat ku, aku selalu berdoa
kepada tuhan agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Sebelum pengumuman
tes tersebut, yang jatuhnya pada hari rabu. Pada hari senin aku akan menerima hasil
Ujian Nasional. Aku pergi didampingi dengan ibuku tersayang. Hari pengumuman itu
jatuh bertepatan dengan hari ulang tahun ibuku. Serangkaian acara pun
berlangsung, tiba saat pengumuman kelulusan siswa. Guru ku membacakan nilai UN
tertinggi. Tanpa kusangka aku adalah peraih nilai UN tertinggi program IPS.
Ibuku sangat senang sekali, sampai ibuku
meneteskan air mata melihat ku mendapatkan nilai tertinggi. Baru pertama
kali melihat ibuku meneteskan air mata untukku. Aku sangat bangga karena di
hari ulang tahun ibuku aku bisa menghadiahkan sebuah prestasi untuk ibuku.
Hari yang
ku tunggu pun tiba, yaitu hari pengumuman hasil tes pemadam kebakaran. Para peserta
berkumpul di aula. Terdapat lebih dari 300 orang di dalam aula tersebut. Aku sangat
berharap semoga aku bisa lulus. Hasil tes tersebut di tampilkan pada layar
monitor. Aku sangat terkejut sekali ketika namaku berada pada urutan ke -5 dari
100 orang.
Kemudian aku
pulang ke rumah ,tak sabar rasanya ingin cepat sampai ke rumah memberitahukan kepada
ibuku. Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamar ibuku. Saat ibuku tahu hal
tersebut ibuku sangat bangga padaku.
Ayah anakmu kini
sudah akan melanjutkan pekerjaan mu menjadi pemadam kebakaran. Anak mu ini pasti
menjadi orang seperti mu. Rindu ayah disana.
Sekian cerpennya, semoga dapat diambil pelajaran
dari cerpen tersebut....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar