Kamis, 24 Desember 2015

Cerpen "Aku Ingin Menjadi Seperti Ayah"


Hai, hai, hai sobat blog!!! Pada kali ini kami akan melanjutkan cepen hasil karya kelas kami…. Cepen yang satu ini berjudul “Aku Ingin Menjadi seperti Ayah” karya Adinda Sabella… wiiihh dari judulnya aja udah bikin pengen baca nih, baiklah selamat membaca…




Aku Ingin Menjadi Seperti Ayah
Karya : Adinda Sabella

Hari demi hari ku lewati, detik jam pun tak terasa, tanpa kusangka sangat cepat sekali ayah meninggalkan kami. Meninggalkan kami dengan penuh kenangan. Ingin sekali rasanya kenangan bersama ayah terulang kembali. Biasanya sehabis pulang kerja ayah selalu mencium kepalaku dan adikku, kemudian selalu membelikan kami es krim. Dan sekarang itu hanya bisa menjadi kenangan yang sangat aku rindu kan.
Ku ingat lagi hari dimana ayahku mengalami kecelakaan pada saat menjalankan tugasnya memadamkan kobaran api besar yang memakan habis pabrik minyak. Besar sekali pengorbanan ayahku untuk membantu orang yang terjebak di dalam kobaran api yang besar, sehingga ayahku kehilangan nyawanya. Itu mungkin sudah menjadi takdir ayah dan keluarga kami. Sekarang kami harus menerima keadaan ini dengan ikhlas.
Aku duduk termenung di halaman rumah memikirkan hal tersebut, hingga air mataku hampir menetes. Tiba-tiba aku terkejut ketika adikku datang menghampiri ku.
“kak, kakak sedang apa disini, kelihatannya kakak sedang memikirkan sesuatu” Tanya adikku.
“tidal ada kok, kakak tidal memikirkan apapun ,kakak hanya sedang memandangi langit” jawabku.
“indah sekali ya kak langit itu, apakah surga seindah itu kak?” Tanya adikku lagi.
“memang langit itu indah dik, bahkan surge lebih indah dari langit itu, itu semua nikmat dari tuhan” balasku.
“menurut kakak, apa yang sedang dilakukan ayah di sana ya kak?” Adikku terus bertanya .
“pastinya ayah sedang bahagia dik disana”. Jawabku.
“ohh.. Jadi enak dong kak di surgaitu? “ Tanya adikku.
“iya dong pastinya, jika kamu ingin kesurga , kamu harus rajin beribadah dan selalu berbuat kebaikan” jawabku.
“oke baiklah kak, kak aku pergi ke kamar dulu yah” balas adikku.
“iya dik” jawab ku kembali.
Kemudian adikku pergi menuju kamarnya. Sedih sekali rasanya melihat adikku yang masih kecil sudah ditinggalkan ayah. Terlintas di pikiran ku tentang pengorbanan ayahku kembali. Dari pengorbanan ayah ku itu aku termotivasi untuk melanjutkan perjalanan ayah.
Sebentar lagi aku menghadapi Ujian Nasional ,kemudian jika aku sudah menyelesaikan Ujian Nasional aku akan pergi tes untuk menjadi pemadam kebakaran.
            Pukul menunjukan 13.00 WIB, perutku sudah mulai bernyanyi karena lapar, aku pergi masuk kedalam rumah dan menujuke dapur, dari luar sudah tercium bau masakan ibuku yang sangat lezat, yang mengundangku untuk kedapur.
            Aku pun makan siang bersama ibu dan adikku. Di saat itu aku membicarakan tentang keinginanku untuk menjadi pemadam kebakaran.
“bu boleh kah jika aku ingin menerus kan pekerjaan ayah?” Tanya ku.
“boleh saja nak, tetapi mengapa kamu tidak ingin kuliah dulu?” Ibuku balik bertanya.
“aku tidak perlu kuliah bu, keinginan ini sangat ingin ku gapai” jawab ku.
            Aku tahu apa yang sedang ibuku pikirkan, ibu pastinya khawatir kepadaku, khawatir ibu ku akan kehilangan aku juga.
“ kalau itu memang kemauan kamu, ibu pasti akan mendukungmu nak, tapi ingatlah pesan ibumu berhati-hatilah saat kamu sedangbekerja” ucap ibuku.
“oke baiklah bu, terima kasih atas izinnya” jawabku.
            Setelah aku berbicara tentang hal itu aku melanjutkan makan siang ku. Setelah makan siang aku harus belajar, karena sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Nasional. Aku tidak mengikuti bimbingan belajar seperti teman-temanku yang lain, karena aku tahu keadaan keluargaku ,jika aku ikut bimbingan belajar pastinya ibuku akan susah payah mencari uang untukku. Aku yakin tanpa bimbingan belajar aku pun bisa lulus Ujian Nasional, aku bisa melakukannya dengan belajar yang giat dan selalu rajin berdoa kepada Tuhan YME.
            Satu minggu kemudian, saatnya aku menghadapi Ujian Nasional, sebelum memulainya aku selalu mengawali dengan berdoa kepada Tuhan. Dan aku mengisi jawaban dengan sangat berhati-hati. Hari demi hari pun ku lewati, Ujian Nasional pun telah selesai. Setelah Ujian Nasional selesai, aku melatih mental dan fisikku setiap hari untuk mendapatkan hasil yang baik.
            Aku sangat bersyukur sudah di berikan Tuhan tubuh yang bagus, aku dikenal baik oleh teman-temanku, menurut mereka aku ini orangnya rajin, baik, pintar dan sholeh. Aku tidak berpikiran seperti itu, menurut ku aku hanyalah orang yang biasa, memang sih setiap penerimaan hasil laporan siswa, aku selalu mendapatkan nilai terbaik. Hal itu tidak membuat ku untuk menjadi sombong.
            Aku terus mencari info tentang tes penerimaan anggota pemadam kebakaran, dan persyaratan yang harus dilengkapi. Aku pun mendapatkan info tentang tes penerimaan anggota baru pemadam kebakaran dari teman ayah ku. Adapun persyaratannya harus banyak mengetahui tentang cara penyelamtan, dan jenis-jenis cara memadamkan api. Selain itu mental dan fisik pun harus seimbang.
            Hari tes penerimaan anggota baru pun tiba. Tahap per tahap pun aku lewati, tahap pertama yaitu tes tertulis tentang pemadam kebakaran, aku pun bisa menjawab semua pertanyaan tersebut. Tahap kedua yaitu tes pada fisik seperti lari, dan lain sebagainya, aku juga bisa melewati tes tahap itu. Dan tahapan tes yang lain. Setelah tes selesai aku pun pulang ke rumah.
            Sesampai di rumah ibuku menungguku di depan pintu, aku pun bersalaman, ternyata ibuku sudah menyiapkan makanan kesukaanku yaitu sup ayam, karena ibuku tahu pasti aku lelah sehabis tes tersebut.
            Hasil tes tersebut akan diumumkan tiga hari setelah tes selesai. Di setiap sholat ku, aku selalu berdoa kepada tuhan agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
            Sebelum pengumuman tes tersebut, yang jatuhnya pada hari rabu. Pada hari senin aku akan menerima hasil Ujian Nasional. Aku pergi didampingi dengan ibuku tersayang. Hari pengumuman itu jatuh bertepatan dengan hari ulang tahun ibuku. Serangkaian acara pun berlangsung, tiba saat pengumuman kelulusan siswa. Guru ku membacakan nilai UN tertinggi. Tanpa kusangka aku adalah peraih nilai UN tertinggi program IPS. Ibuku sangat senang sekali, sampai ibuku  meneteskan air mata melihat ku mendapatkan nilai tertinggi. Baru pertama kali melihat ibuku meneteskan air mata untukku. Aku sangat bangga karena di hari ulang tahun ibuku aku bisa menghadiahkan sebuah prestasi untuk ibuku.
            Hari yang ku tunggu pun tiba, yaitu hari pengumuman hasil tes pemadam kebakaran. Para peserta berkumpul di aula. Terdapat lebih dari 300 orang di dalam aula tersebut. Aku sangat berharap semoga aku bisa lulus. Hasil tes tersebut di tampilkan pada layar monitor. Aku sangat terkejut sekali ketika namaku berada pada urutan ke -5 dari 100 orang.
            Kemudian aku pulang ke rumah ,tak sabar rasanya ingin cepat sampai ke rumah memberitahukan kepada ibuku. Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamar ibuku. Saat ibuku tahu hal tersebut ibuku sangat bangga padaku.
            Ayah anakmu kini sudah akan melanjutkan pekerjaan mu menjadi pemadam kebakaran. Anak mu ini pasti menjadi orang seperti mu. Rindu ayah disana.


Sekian cerpennya, semoga dapat diambil pelajaran dari cerpen tersebut.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar